Buletin At-Tauhid edisi 10 Tahun XI
Pembaca yang mulia, jika Anda ditanya, “Apa yang Anda inginkan setelah Anda mengalami kematian?” Niscaya Anda akan menjawab, “Ingin masuk surga”. Ya, masuk surga merupakan keinginan naluriah yang dimiliki setiap manusia. Demikian pula, masuk neraka merupakan hal yang paling ditakuti manusia. Akan tetapi, apakah kita sudah memenuhi syarat masuk surga? Ataukah kita justru masuk kualifikasi orang yang pantasnya masuk neraka?
Pertanyaan di atas merupakan hal yang harus kita cerna secara mendalam. Karena jika kita ingin masuk surga, kita harus memenuhi syarat untuk bisa masuk ke dalamnya. Kita harus mengetahui bahwa syarat mutlak tersebut adalah kita mati dalam keadaan terbebas dari perbuatan syirik.
Mengenal Syirik
Syirik adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah, dalam hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. Sebagai contoh, di antara kekhususan Allah adalah memberikan rezeki, artinya: hanya Allah-lah yang memiliki kemampuan memberikan rezeki kepada manusia. Kemudian, jika ada seseorang mendatangi kuburan keramat, kemudian berdoa mengharapkan rezeki kepada kuburan tersebut, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik.
Cakupan Kekhususan Allah Ta’ala
Allah Ta’ala memiliki tiga cakupan kekhususan, yang tidak boleh disetarakan dengan makhluk. Jika ada seseorang menyetarakan, menyejajarkan, menyamakan, atau menyandingkan kekhususan tersebut kepada selain Allah, maka ia telah berbuat syirik. Kekhususan tersebut ialah:
Pertama, Kekhususan dalam Rububiyyah Allah
Rububiyyah adalah sifat yang ada pada Dzat pencipta, seperti kemampuan menciptakan makhluk, memberikan rezeki, menghidupkan makhluk, mematikan makhluk, dan mengatur alam semesta. Oleh karena itu, jika ada seorang meyakini bahwa Nyi Roro Kidul memiliki kemampuan mengatur laut selatan Jawa, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik, meskipun secara lisan dan KTP-nya ia mengaku beragama Islam.
Demikian pula, jika seseorang meyakini bahwa dukun memiliki kemampuan mengatur jodoh, wali yang sudah mati di kuburan dapat memberikan rezeki, dewa-dewa dapat mengatur keberuntungan dan kesialan manusia, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik.
Kedua, Kekhususan dalam Uluhiyyah Allah
Uluhiyyah adalah sifat khusus yang melekat pada Allah Ta’ala, yaitu bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan diibadahi. Oleh karena itu, bentuk-bentuk peribadatan seperti sholat, puasa, berqurban, berdoa, dan sujud menyembah hanya boleh ditujukan kepada Allah Ta’ala semata.
Dengan demikian, jika ada seseorang menyembelih hewan, kemudian sembelihan itu ditujukan kepada pohon atau jin yang diyakini sebagai jin penunggu desa, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik. Demikian pula, jika ada seseorang berdoa mengharapkan jodoh, kelancaran rezeki, atau kesehatan badan, tetapi ia berdoa kepada wali yang sudah mati di kuburan, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik.
Ketiga, Kekhususan dalam Asma’ dan Sifat Allah Ta’ala
Allah Ta’ala memiliki asma’ (nama-nama) dan sifat yang khusus melekat pada Allah Ta’ala semata. Oleh karena itu, kita dilarang menyamakan asma’ dan sifat tersebut pada diri makhluk. Sebagai contoh, Allah memiliki nama dan sifat Al-’Aliim (Maha Mengetahui Segala Sesuatu). Maka, kita tidak boleh meyakini bahwa dukun mengetahui segala sesuatu.
Bahaya Syirik
Syirik merupakan materi yang harus kita bahas, karena syirik memiliki bahaya yang sangat besar. Kita mengenal bahaya tersebut, untuk kita hindari. Di antara bahaya tersebut adalah:
Pertama, Syirik Merupakan Dosa yang Terbesar
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Maukah aku beritahukan dosa besar yang paling besar? Para sahabat menjawab, “Tentu wahai rasulullah.”
Nabi melanjutkan, “Syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, ….” (H.R. Bukhari Muslim)
Kedua, Allah Ta’ala Tidak Akan Mengampuni Dosa Syirik
Allah Ta’ala befirman (yang artinya),
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu. Barangsiapa berbuat syirik terhadap Allah, sungguh ia telah melakukan perbuatan dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisaa’: 48)
Ketiga, Syirik Menghapuskan Seluruh Amal
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka berbuat syirik terhadap Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-An’am: 88).
Keempat, Pelaku Syirik Tidak Akan Masuk Surga dan Kekal di Dalam Neraka
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam’, padahal Al-Masih sendiri berkata, ‘Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu!’ Sesungguhnya orang yang berbuat syirik terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Q.S. Al Maidah: 72).
Kelima, Syirik Disebut sebagai Kedzaliman Terbesar
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberikan pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu berbuat syirik terhadap Allah! Sesungguhnya syirik benar-benar merupakan kedzaliman yang besar’” (Q.S. Luqman: 13)
Islam Tak Cukup Hanya Pengakuan di Lisan dan Stempel di KTP
Setelah dibahas secara ringkas penjelasan mengenai syirik, kita perlu menyadari bahwa pengakuan diri sebagai seorang muslim, tidak cukup hanya ucapan di lisan dan pernyataan formalitas di KTP. Pernyataan diri sebagai seorang muslim, harus dibuktikan dengan keyakinan hati dan pelaksanaan amal yang nyata di anggota badan kita.
Jika kita telah meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya sesembahan yang harus kita sembah, maka kita harus membuktikannya dengan mengingkari sesembahan-sesembahan yang lain berupa dewa-dewa, binatang, pohon keramat, ataupun berhala. Demikian pula, jika kita telah meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya pencipta dan pengatur alam semesta, maka keyakinan kita tersebut tidak boleh kita campuri dengan keyakinan bahwa ada Dzat lain yang memiliki kemampuan memberikan rezeki, mengatur jodoh, mengatur takdir, dan mengatur umur manusia. Kita harus menetapkan bahwa Allah-lah satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk itu.
Awas Syirik yang Tersembunyi!
Ada suatu perbuatan yang masuk kategori syirik, tetapi sering tidak disadari oleh banyak manusia. Perbuatan tersebut ialah Riya’. Riya’ adalah memperlihatkan atau memperdengarkan amal kepada manusia, agar memperoleh pujian mereka. Karena sering tidak disadari, riya’ disebut syirik yang tersembunyi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih khawatir perbuatan riya’ ini terjadi pada umatnya, dibandingkan kekhawatiran beliau terhadap Al-Masih Ad-Dajjal.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan menimpamu dibandingkan Al-Masih Ad-Dajjal?’
Para sahabat menjawab, ‘Baiklah ya rasulullah.’
Beliau pun melanjutkan, ‘Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, dia perindah shalatnya itu karena mengetahui ada orang yang memerhatikannya.” (H.R. Ahmad, Hasan)
Penutup
Setelah kita mengetahui hakikat syirik, kita harus bersemangat untuk meninggalkan perbuatan tersebut dan memberikan peringatan kepada umat untuk tidak terjatuh ke dalamnya. Syirik tetap merupakan dosa besar yang tidak diampuni meskipun andai mayoritas masyarakat di sekitar kita melakukannya. Tidakkah kita ingat bahwa para nabi terdahulu, dimusuhi mayoritas masyarakat di sekitarnya hanya karena para nabi memberikan peringatan kepada mereka agar mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik?
Semoga Allah Ta’ala memudahkan dan memberikan keistiqomahan kepada kita untuk senantiasa bertauhid kepada-Nya dengan semurni-murninya tauhid. Dan semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk dapat mengingkari dan menghindari perbuatan syirik. Allahumma Aamiin.
Penulis : Ginanjar Indrajati Bintoro (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)
Murojaah : Ust. Afifi Abdul Wadud, BIS
Pertanyaan :
Tuliskan 5 bahaya syirik?
Jawab :
1. Syirik Merupakan Dosa yang Terbesar
2. Allah Ta’ala Tidak Akan Mengampuni Dosa Syirik
3. Syirik Menghapuskan Seluruh Amal
4. Pelaku Syirik Tidak Akan Masuk Surga dan Kekal di Dalam Neraka
5. Syirik Disebut sebagai Kedzaliman Terbesar